KILAS.CO - Jejak digital di media sosial kini telah menjadi bahan pertimbangan dalam menerima calon mahasiswa hingga penerima beasiswa.
Hal ini terjadi karena jejak digital di media sosial dinilai sebagian besar orang merupakan gambaran jati diri pribadi sesungguhnya dari seseorang.
Hal tersebut disampaikan oleh Akademisi Universitas Moestopo, Harry Nenobais dalam kegiatan Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema waspada Jejak Digital dan Karier Masa Depanmu, pada Selasa 31 Mei 2022.
Baca Juga: BRI Berikan Edukasi Cashless Transaction bagi UMKM Melalui Gelar Gathering Temu Mitra Agung Si Raja
Harry menjelaskan bahwa berdasarkan data tahun 2021 bahwa sebanyak 33% perguruan tinggi telah menjadikan jejak digital media sosial calon mahasiswanya.
"Sementara itu 38% jejak digital negatif menutup peluang masuk perguruan tinggi pilihan." kata Harry.
Masih dalam acara yang sama, Wulan Furie, Akademisi dari Institut Stiami yang juga pembicara dalam acara tersebut mengingatkan pentingnya membangun image positif dengan media sosial. Ia memberikan tips membangun image positif di media sosial, antara lain dengan menggunakan nama dan foto asli, unggah prestasi dan karyamu.
Baca Juga: Nasib Startup di Tangan Pasar Setelah Terancam Gulung Tikar
"Jangan lupa untuk follow akun-akun inspiratif dan perluas jaringan dan aktif berinteraksi." tandas Wulan.
Artikel Terkait
KAI Services Butuhkan Tenaga Pengamanan Lulusan SMA/SMK/Sederajat
Lantamal VII Antisipasi Penyulundupan Barang Ilegal dari Luar Negeri
Nasib Startup di Tangan Pasar Setelah Terancam Gulung Tikar
BRI Berikan Edukasi Cashless Transaction bagi UMKM Melalui Gelar Gathering Temu Mitra Agung Si Raja