Ketua BMKG: Cuaca Ekstrem Potensi Terjadi Pada Maret- Mei 2023, Ini Peringatan Kepala BMKG

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 16:12 WIB
Pada Maret- April potensi terjadi cuaca ekstrem, Ketua BMKG memberi peringatan.(Unsplash/ Khamkéo Vilaysing)
Pada Maret- April potensi terjadi cuaca ekstrem, Ketua BMKG memberi peringatan.(Unsplash/ Khamkéo Vilaysing)

KILAS.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan saat di Jakarta bahwa saat masa pancaroba, yaitu saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau berpotensi terjadi kondisi cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem yang mungkin terjadi diantaranya seperti angin kencang, angin puting beliung, dan hujan lebat.

Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperingatkan bahwa beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi sebelum masuk ke musim kemarau pada bulan Juni 2023.

Baca Juga: Punya Modal Sedikit Tapi Ingin Berjualan? Bisa Kok, Ini Dia Resep Pop Ice Kekinian, Modal Sedikit Tanpa Takut

Baca Juga: Jokowi: Bayi 7 Bulan diberi Kopi Susu Sachet, Inilah 5 Bahayanya

Ia mengingatkan bahwa fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul pada periode ini perlu diwaspadai. Hal ini dikatakannya pada Jumat (27/1/2023) di Jakarta.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa jumlah hujan di wilayah Indonesia akan mulai menurun karena fenomena La Nina yang semakin lemah.

Adapun dikutip Kilas.co dari Oxford Language, La nina ialah Pendinginan air di wilayah Samudra Pasifik yang berada di khatulistiwa

Terjadi secara tidak teratur dan berhubungan dengan perubahan pola cuaca yang luas yang selaras dengan El Niño, namun efeknya kurang luas dan merusak.

Jika La Nina terjadi, maka suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normal.

Baca Juga: Ide Jualan Viral! Ini Resep Sate Kentang Goreng yang Gak Pernah Sepi Pelanggan dan Selalu Diserbu

Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan menurun di wilayah Samudra Pasifik tengah dan meningkatkan jumlah curah hujan di wilayah Indonesia secara keseluruhan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa berdasarkan hasil pemantauan suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, intensitas La Nina saat ini terus melemah.

Karena fenomena La Nina yang semakin mereda dan menuju netral, hal ini menyebabkan penurunan curah hujan.

Halaman:

Editor: Gian Karim Assidiki

Sumber: polri.go.id, Oxford Languages

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X